Dalam mencari pasangan, beberapa orang mencari pasangan dengan terlebih dahulu menetapkan kriteria tertentu. Sebagai orang Batak dan warga Dalihan Na Tolu, apakah juga punya kriteria tertentu?

Banyak yang mempertimbangkan saran orang tua. Untuk mencari pasangan yang sesuku, Batak. Ada orang tua yang menitipkan pesan agar mencari pasangan yang Batik Kris misalnya. Batak dan Kristen. Soal seagama mungkin jadi menjadi standard yang tidak bisa (atau sulit) ditawar. Wajar. Lebih spesifik, ternyata ada yang menetapkan kriteria bisa menjadi pemimpin dalam kegiatan berdoa pagi. Kenapa doa menjadi penting, karena dirasakan ada kedamaian setelahnya. Seberat apapun permasalahan, ketika sudah memulai hari dengan berdoa bersama dan menyerahkan diri kepada pencipta, semua bisa dijalani dan diselesaikan.

Pesan untuk mencari yang sesuku dalam mencari pasangan, biasanya muncul dari orang tua yang aktif dalam adat. Biasanya mereka akan merindukan menantu (pria, hela) yang paham adat dan memiliki kerinduan untuk melestarikan adat batak. Meskipun akhirnya ketika pernikahan sudah
berlangsung dan kerinduan melestarikan adat itu diimplementasikan dalam kegiatan adat, rajin hadir dalam acara adat, serasa tua sebelum waktunya. Karena pergaulan dengan orang tua yang berusia jauh di atas mereka.

Selain mempertimbangkan saran orang tua, ada juga yang berkaca pada pengalaman orang tua. Terutama untuk yang bukan orang Batak. Malam ini kita mendapat sharing pengalaman dari seorang wanita Jawa yang menikah dengan orang Batak. Karena orang tua banyak berinteraksi dengan orang Batak, anak memiliki gambaran bagaimana orang Batak itu. Sehingga ketika dia
menemukan pasangannya dan menikah dengan lelaki Batak. Dia seolah menjalani apa yang dulu hanya didengar dari orang tuanya.

Dari sharing wanita non Batak yang akhirnya menikah dengan lelaki Batak, kita mendapat banyak komplimen, malam ini. Semacam justifikasi dari yang selama ini lekat pada orang Batak. Bahwa mereka adalah lelaki yang bertanggung-jawab, apa adanya, sayang kepada keluarga, dan menghargai perempuan. Yang dididik dengan culture Batak, yang sayang kepada keluarga.

Dari sisi perempuan, ada beberapa standard atau kriteria yang ditetapkan. Punya prinsip dan bertanggung jawab. Tanggung jawab termasuk misalnya dalam hal sudah bekerja. Memiliki penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Sekalian menjadi bentuk tangging jawab. Ada juga yang berharap menemukan pria yang menyerupai figur bapak. Selain itu ada juga yang mencari pribadi yang bertumbuh. Dalam sikap, dalam iman dan seterusnya.

Dari sisi laki-laki, bagaimana mereka mencari pasangan? Ada kriteria berharap mendapat perempuan yang smart. Bukan semata dalam hal akademis. Punya gelar berderet misalnya. Namun ketika diajak ngobrol, minimal bisa nyambung.

Soal fisik, ganteng atau cantik bukanlah kriteria atau standard yang utama. Beberapa menyebut soal itu adalah bonus semata. Kalaupun tidak terpenuhi, nanti bisa diatur. Yang utama adalah bagaimana kita nyaman bersama pasangan yang kita pilih tersebut.

Mungkin jodoh datang tidak tepat waktu tetapi jodoh datang pada waktu yang tepat.

Penting juga untuk diingat bahwa, mungkin jodoh datang tidak tepat
waktu, tetapi jodoh datang pada waktu yang tepat. Kita bisa bertemu
jodoh atau pasangan kita dimana saja, kapan saja. Dalam waktu atau kondisi yang tidak pernah kita duga.

Kalau boleh jujur, pasti masing-masing punya kriteria tertentu dalam mencari pasangan. Tidak peduli pria maupun perempuan. Wajar saja. Namun sering kriteria yang ditetapkan di depan itu tidak dapat ditemui secara lengkap dalam dunia nyata. Atau karena keadaan, checklist yang panjang itu akhirnya berkurang satu demi satu.

Kalau berani menetapkan standard tertentu dalam mencari pasangan, terlebih dahulu harus meyakinkan diri kita bahwa kita sudah berada pada standard yang sama

Yang paling penting diingat adalah, temukanlah pasangan yang dengannya kalian bisa saling melengkapi. Mungkin seperti yin dan yang. Yang pendiam ketemu yang cerewet. Yang lemah lembut ketemu yang tegas dan seterusnya. Seperti sendok dan garpu. Atau seperti kata Tulus seperti sepasang sepatu. Namun sebelumnya penting menetapkan standard untuk diri sendiri dulu. Kalau berani menetapkan standard tertentu dalam mencari pasangan, terlebih dahulu kita harus meyakinkan diri bahwa kita sudah berada pada standard yang sama.

Yang penting diingat juga adalah, bagaimana menjalin komunikasi antar pasangan tersebut. Satu frekuensi. Bicara pada gelombang yang sama. Bagaimana mereka mengkomunikasikan prinsip yang mereka bawa masing-masing untuk kemudian dipersatukan. Dengan demikian mereka akan saling menjaga komitmen satu sama lain. Dan bertanggungjawab.

Buat pria, kalau kau menganggap pasanganmu adalah angel (malaikat) siapkanlah surga buatnya. Agar angel tidak menjadi devil. Karena angel tempatnya di surga