Banyak di antara kita yang memiliki marga di belakang nama kita, ketika berinteraksi dengan bukan orang Batak, mereka langsung paham kalau kita  orang  Batak.  jika  pembicaraan  dilanjutkan,  biasanya  kita akan

disebut sebagai anak Medan. Benarkah demikian? Apakah Orang Batak adalah Orang Medan dan sebaliknya, Orang Medan adalah Orang Batak?

Beberapa teman sharing ketika menghadapi interaksi seperti itu, mereka akan mengambil cara simple saja. Kalau Batak pasti dari Medan. Mungkin agar lebih memudahkan saja. Atau karena merasa lawan bicara kita tidak memahami letak geografis Sumatera Utara. Karena Medan sebagai kota terbesar (dan ibukota) Sumatera Utara lebih dikenal.

Kalau kita bicara kota Medan, Medan adalah kota pesisir yang berlokasi di Timur Sumatera Utara. Penduduk aslinya adalah suku Melayu Deli. Sebagaimana umumnya kota pesisir yang biasanya menjadi tempat orang berniaga, banyak pendatang disana. Dengan keragaman penduduk tersebut, bahasa pengantar di Medan adalah Bahasa Indonesia dengan logat Melayu. Selain Melayu, beberapa bahasa lain juga memberi kontribusi pada kosa kata penduduk Medan. Seperti bahasa Jawa, bahasa Minang atau bahasa Tionghoa.

Mungkin keragaman bahasa itu yang membuat ada semacam sinyalemen yang mengatakan bahwa meskipun orang Batak tinggal di Medan (yang notabene dekat dengan Tapanuli), tidak secara otomatis bisa berbicara bahasa Batak. Untuk beberapa kasus mungkin tidak demikian. Karena mereka akhirnya belajar bahasa Batak karena komunitas yang dekat dengan mereka. Ini terjadi biasanya untuk mahasiswa. Selain itu juga banyak orang Medan yang orang Batak, justru belajar bahasa Batak setelah mereka merantau. Mungkin karena sebagaimana kebiasaan perantau, akhirnya mencari komunitas marga untuk berinteraksi. Apalagi jika mereka telah berkeluarga.

Di Kota Medan sendiri, suku Batak bukanlah mayoritas. Berdasarkan data tahun 2020, penduduk kota Medan terdiri dari (mulai yang paling banyak) suku Jawa (30.98%), Tionghoa (24.40%), suku Batak (23.58%), suku Minang (8.99%), suku Melayu  (7.00%),  suku  lainnya  (semacam  Tamil  atau  Aceh)  yang  berjumlah sekitar  5.05%.  Itu  sebabnya  banyak  yang  bilang  kalau  kota  Medan  itu  adalah Indonesia mini.

Mau tidak mau diskusi ini membawa kita pada pembahasan kota asal-usul, kampung halaman atau kota kelahiran dan seterusnya. Dalam budaya Batak, kita mengenal istilah Bona Pasogit. Bona Pasogit berarti tanah asal usul. Kalau ditanya bona pasogit orang Batak, kita sepakat bahwa yang dimaksud adalah Sianjur Mula-mula. Kemudian bisa mengacu pada bona pasogit marga. kalau ini bisa mengacu pada asal marga tersebut. Sebagai contoh bona pasogit marga Siregar adalah dari Muara, bona pasogit marga Hutagalung adalah dari Tarutung, dan seterusnya. Bila kita persempit lagi, bisa kita tarik dua generasi ke atas kita. Bona pasogit ompung kita (yang melahirkan orang tua kita). Semakin mengerucut, akan tiba pada diri kita. Kalau ditanya bona pasogit kita, hal tersebut akan mengacu pada kampung halaman yang adalah tempat kelahiran diri kita.

Lantas kenapa orang Batak di perantauan selalu identik dengan kota Medan? Mungkin karena suku Batak (yang terdiri dari enam puak dan tersebar pada hampir setengah Sumatera Utara di seputaran Danau Toba) menonjol. Ditambah lagi dengan yang paling menonjol dari Sumatera Utara adalah Batak dan Tapanuli. Mau tidak mau akhirnya orang di Jawa atau setidaknya diluar Sumatera Utara mengidentikkan Orang Batak dengan Orang Medan. Demikian sebaliknya.

Mungkin hal seperti ini sebenarnya tidak dialami oleh kita saja sebagai orang Batak. Untuk ukuran lebih besar, ketika berinteraksi dengan orang bule di luar negeri dan kita menyebut kita berasal dari Indonesia, mereka akan menyebut Bali. Atau kalau kita ambil satu contoh seperti Sumatera Barat yang adalah nama propinsi dan beribukota Padang. Merupakan asal-usul suku Minang. Masih sering terdengar penyebutan orang Padang. Padahal bisa jadi yang bersangkutan bukan berasal dari kota Padang namun dari Bukittinggi atau Maninjau misalnya.

Mungkin perlu kita sepakati dan biasakan untuk meluruskan kondisi seperti itu. Kalau kita bermarga, kita akan bilang sebagai orang Batak. Ketika kita ditanya kampung halaman, kita bisa sebut sebagaimana adanya. Menyebut Medan, Tebing Tinggi, Balige, Dolok Sanggul dan sebagainya. Mungkin akan ribet, namun hal tersebut akan memberi kesan positip. Artinya akan lebih banyak lagi orang yang mengenal daerah lain selain kota Medan. Karena masih banyak tempat atau kota keren di Sumatera Utara selain Medan.